anak adalah permata hidup kita

suka bertanya = anak cerdas?

Rasa Ingin Tahu Anak Besar = Anak Cerdas. Benarkah?? 

Jika anda sudah banyak membaca buku ataupun menerima banyak informasi tentang perkembangan anak, pasti anda pernah mendapatkan pernyataan berikut:
“Anak yg selalu bertanya atau rasa ingin tahunya besar adalah anak yg cerdas.”
Benarkah pernyataan itu? Apakah memang demikian kenyataannya?
(Semoga anda tidak menjadi ragu dengan 2 pertanyaan di atas.)
Memang BENAR bahwa salah satu ciri anak cerdas adalah anak yg rasa ingin tahunya besar, selalu bertanya tentang banyak hal.
TETAPI, ada satu hal lagi yg perlu menjadi perhatian kita dalam menilai apakah anak tersebut BENAR-BENAR mempunyai ciri-ciri anak cerdas.
Apa itu?
Setelah anak mengajukan pertanyaan, ada 1 tahapan lanjutan yg bisa dijadikan acuan apakah dia benar-benar ingin tahu, yaitu:
“APAKAH ANAK BENAR-BENAR MEMPERHATIKAN JAWABANNYA.”
Anak yg cerdas akan bertanya banyak hal karena memang dia ingin tahu jawabannya. Biasanya, jika anak tersebut bertanya, dia akan ‘mengejar’ jawaban kita dengan pertanyaan lanjutan, sampai kita orangtua menjadi kewalahan dalam menjawabnya.
Inilah salah satu ciri-ciri anak cerdas yang sebenarnya!
Kadang-kadang kita melihat anak yang selalu bertanya, tetapi sebelum dijawab anak tersebut sudah bertanya lagi hal yang lain lagi secara terus menerus. Hal ini menunjukkan bahwa anak tersebut tidak benar-benar ingin tahu terhadap apa yang ditanyakannya.
Menghadapi anak seperti itu, kita perlu mengarahkan sedikit demi sedikit, sehingga anak menjadi bisa memfokuskan dirinya terhadap apa yang ingin diketahuinya.
Kemudian, sarana TERBAIK untuk memuaskan keingin-tahuan anak adalah dengan menyediakan buku, dan mengajarkan anak MEMBACA sejak dini.
Aktivitas membaca mempunyai pengaruh terbesar dalam kehidupan berpikir seorang anak, yang pada akhirnya akan berpengaruh juga terhadap tingkat kecerdasan anak.
Untuk menstimulasi hal tersebut, kita perlu memberikan kegiatan lanjutan setelah anak selesai membaca dalam suasana yang menyenangkan. Misalnya, kita bisa membuat quiz tentang isi dari bacaan tersebut, dlsb. Hal ini perlu untuk melatih anak belajar menguasai isi bacaan tersebut.
Pemahaman terhadap isi bacaan merupakan tahap lanjutan yang sangat penting untuk diajarkan setelah anak mulai lancar membaca.
Yang lebih penting lagi:
JANGAN memaksa anak untuk membaca!
Beri kebebasan kepada anak untuk memilih buku yang ingin dibacanya.
INGAT, yang penting BUKAN APA yang dibaca oleh anak, TETAPI BAGAIMANA anak membacanya. Tentu saja, selama buku-buku tersebut sesuai untuk anak-anak.
Jangan samapai, misalnya, kita memaksa anak membaca buku tentang binatang, padahal anak sedang ingin membaca buku tentang angkasa luar.
Adil Fathi Abdullah dalam bukunya mengatakan:
“Andai kita berhasil membuat anak gemar dan menikmati aktivitas membaca serta menjadikannya sebagai sarana untuk meningkatkan daya pikirnya, berarti kita telah memberikan kebaikan yang tidak ternilai dengan harta dunia.”
Anda setuju?
sumber :  http://balitacerdas.com/new/2009/03/rasa-ingin-tahu-anak-besar-anak-cerdas-benarkah/
Readmoresuka bertanya = anak cerdas?

Efek sistem rangking dalam pendidikan

Sistem Ranking Pengaruhi Psikologi Anak 

Direktur Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional Prof. Etty Indriati, Ph.D. menyatakan tidak sependapat dengan perankingan siswa di sekolah karena hal itu akan memberikan stigma kepada siswa.
’’Mestinya anak-anak tidak diranking karena akan memberikan stigma dan memengaruhi secara psikologi siswa yang mendapatkan peringkat kurang bagus,” ujarnya.
Tugas seorang guru, kata Etty, bukan semata-mata memberikan nilai kepada peserta didik. Melainkan bagaimana bisa berperan penting dalam proses internalisasi nilai dan penguatan karakter kepada generasi muda melalui penanaman nilai budaya.
’’Tugas kepala sekolah dan guru tidak hanya di sekolah, tetapi lebih besar lagi adalah menjadi agen pembangunan, sebagai inspirator, motivator, bahkan diharapkan menjadi trend setter,” ucap Etty yang juga tercatat sebagai guru besar Fakultas Kedokteran UGM ini.
Melalui peran sosial, guru dan kepala sekolah diharapkan mampu mempercepat proses diseminasi di sekolah dan di tengah masyarakat sehingga berjalan selaras. Serta mempercepat proses penguatan karakter siswa yang berada di bawah asuhannya.
Oleh karena itulah, pentingnya internalisasi nilai budaya di kalangan kepala sekolah dan guru serta pembangunan karakter bangsa yang dilakukan secara serentak. Terutama untuk menyikapi peristiwa kenakalan remaja, seperti tawuran antarsiswa yang banyak terjadi di kalangan remaja.
Sejak setahun lalu, kebudayaan berintegrasi masuk ke Kemendikbud, maka salah satu program prioritas adalah bagaimana memberikan penguatan pada bagian hulu. Yaitu melalui program internalisasi nilai dalam rangka gerakan nasional pembangunan karakter bangsa melalui kebudayaan.
Unit pendidikan sejak tahun 2010 sudah telah menerapkan pendidikan berbasis karakter. Maka kehadiran kebudayaan diharapkan dapat mewarnai apa yang sudah dikawal oleh unit pendidikan sehingga proses evaluasi dan monitoring menjadi sangat penting.
Lebih lanjut ia menerangkan, kegiatan TOT Pembangunan Karakter Bangsa melalui guru dan kepala sekolah yang dilaksanakan Direktorat Internalisasi Nilai dan Diplomasi Budaya Kemendikbud, merupakan salah satu kegiatan dalam rangka kegiatan penanaman nilai budaya di lingkungan sekolah.
Karena seperti diketahui, manifestasi pendidikan karakter dalam kehidupan berbangsa semakin berkurang. Kenyataan itu dapat dilihat dari semakin menurunnya nilai-nilai kedisiplinan, kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab, toleransi dan cinta tanah air di dalam masyarakat, khususnya pada generasi muda.
Sumber :  http://www.radarlampung.co.id/read/pendidikan/53264-sistem-ranking-pengaruhi-psikologi-anak
ReadmoreEfek sistem rangking dalam pendidikan

Aplikasi edukatif bagi anak

7 Aplikasi Edukatif Untuk Anak 

Tablet PC yang cara pengoperasiannya relatif efisien dan praktis sangat memudahkan para pengguna untuk memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan seperti kebutuhan akan hiburan, akses informasi secara cepat maupun untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Namun tidak hanya itu saja fungsi dari tablet PC. Selain hiburan dan pekerjaan, tablet PC ternyata juga bisa dimanfaatkan juga sebagai sarana edukasi bagi anak. Sarana edukasi itu diwujudkan dalam sebuah aplikasi.
Sekarang ini banyak sekali aplikasi edukatif yang bermunculan di internet khususnya bagi anak. Aplikasi itu ada yang gratis dan ada pula yang berbayar. Beberapa aplikasi tersebut mempunyai tampilan yang menarik sehingga anak tidak cepat bosan dan tentunya di sisi lain anak akan mendapat ilmu yang bermanfaat dengan menggunakan aplikasi tersebut. Mau tahu apa saja aplikasi edukatif buat anak tersebut? Keep on reading.
1. Crayon Kid’s Painting 2
Pembuat Aplikasi     : Freeon
Operating System (OS)   : Android
Lisensi           : Gratis (Free)
Ukuran File      : 16 MB
Bisa didownload di     : https://play.google.com/
Menggambar adalah salah satu aktivitas yang sangat disukai oleh anak, terlebih lagi sudah banyak sekali tersedia media untuk menggambar seperti pensil warna serta krayon. Nah, aplikasi Crayon Kids ini menawarkan sebuah imajinasi mewarnai gambar dengan lebih dari 200 gambar yang menarik dan lucu dengan berbagai macam tema untuk anak melalui efek pewarnaan seperti krayon aslinya.
2. Kids Numbers and Math Lite
Pembuat Aplikasi     : Intellijoy
Operating System (OS)    : Android
Lisensi                : Gratis (Free)
Ukuran File      : Bervariasi
Bisa didownload di   : https//play.google.com/
Berhitung bagi sebagian anak adalah momok yang menakutkan. Untuk mengatasi hal itu bisa dicoba aplikasi Kids Numbers and Math Lie. Aplikasi gratis ini selain tampilannya sangat menarik dan fun juga memberikan pengetahuan berhitung pada anak layaknya sedang bermain game. Poin yang paling menarik dari aplikasi ini adalah menghilangkan image bahwa berhitung itu menakutkan.
3.Origami
Pembuat Aplikasi        : AndPhone Studio
Operating System (OS)    : Android
Lisensi               : Gratis (Free)
Ukuran File         : 2.5 MB
Bisa didownload di   : https://play.google.com/
Tahu kan Origami? Sebuah seni melipat kertas dari negeri Sakura, Jepang. AndPhone Studio memperkenalkan aplikasi Origami untuk menarik minat anak mengembangkan kreativitas dengan cara melipat kertas secara virtual. Aplikasi ini memiliki beragam origami mulai dari benda hingga binatang.
4. Alphabet Car Lite
Pembuat Aplikasi      : Baby Cortex
Operating System (OS)    : Android
Lisensi              : Gratis (Free)
Ukuran File        : 8.8 MB
Bisa didownload di    : https://play.google.com/
Aplikasi Alphabet Car Lite mengajarkan anak untuk lebih memahami kata dalam bahasa Inggris dalam sebuah permainan yang menyenangkan dan tidak membosankan. Anak akan disuguhkan sebuah permainan dengan mengendarai bus dimana bus itu akan menabrak tiap huruf dalam bahasa inggris sesuai dengan kata yang diminta.
5. iStoryBooks
Pembuat Aplikasi       : iMarvel
Operating System (OS)    : Android
Lisensi              : Gratis (Free)
Ukuran File      : Bervariasi
Bisa didownload di     : https://play.google.com/
Dongeng dan fabel seperti Pinokio dan Cinderella sangat baik untuk edukasi anak karena banyak pesan moral positif yang terkandung dalam ceritanya. Bagi yang menyukai fabel dan dongeng tersebut, pantas dicoba aplikasi iStory Books buatan iMarvel ini. Yang menarik dalam aplikasi ini, fabel dan dongeng yang berada di dalamnya bisa langsung disuarakan secara otomatis melalui fitur Read to Me sehingga tidak perlu susah-susah untuk membacakannya.
6. Monkey Preschool Lunchbox
Pembuat Aplikasi      : THUP Games
Operating System (OS)    : Android
Lisensi / Harga      : Berbayar / $1.99
Ukuran File          : 7.2 MB
Bisa didownload di      : https://play.google.com/
Aplikasi Monkey Preschool Lunchbox lebih umum dan beragam dari aplikasi yang lain alias aplikasi gado-gado. Di dalamnya ada permainan berhitung, menggambar, dan belajar menemukan suatu barang. Anak akan dipandu oleh seekor kera lucu yang selalu siap memandu untuk memberikan bantuan jika menemui kesulitan.
7. Color & Draw for Kids Phone Ed
Pembuat Aplikasi      : Tipitap
Operating System (OS)     : Android
Lisensi / Harga       : Berbayar / $0.99
Ukuran File         : 16 MB
Bisa didownload di     : https://play.google.com/
Sesuai dengan namanya, Aplikasi Color and Draw For Kids Phone Ed akan mengajarkan anak bermain untuk menjadi seorang pelukis yang hebat. Aplikasi ini sangat cocok bagi anak yang mempunyai hobi menggambar. Pilihan warna, gambar, fasilitas dan fiturnya cukup lengkap sehingga tidak membuat anak cepat bosan.
Banyak anak lebih memilih game balapan dan pertarungan di komputer mereka yang rasanya kurang mendidik dan tidak edukatif. Gadget tidak hanya cuma untuk bermain game, tapi bisa dijadikan media pembelajaran yang fun. Saatnya mendidik anak lebih menyenangkan tanpa mengurangi unsur edukasi dengan game edukatif. Selamat mencoba.
ReadmoreAplikasi edukatif bagi anak

Manfaat menggendong anak

Digendong Bikin Anak Lebih Percaya Diri

 

Kereta dorong bayi adalah salah satu cara praktis bagi orangtua saat mengajak anak bepergian. Jika dulu kereta bayi memungkinkan Anda mengamati si kecil dengan mudah karena posisi tidurnya yang menghadap ke wajah Anda, tapi kini yang tengah populer justru posisi sebaliknya. Posisi ini memungkinkan bayi mengamati dunia sekitar seperti yang Anda lihat. Hal ini merupakan cara yang baik agar anak mengenal dunia sekitar dan lebih mandiri.
Namun, cara ini pun memiliki kekurangan, karena Anda justru akan kesulitan berinteraksi dengan anak. Terlalu sering menggunakan kereta dorong juga akan memengaruhi perkembangan psikologis anak.
Jared Diamond, penulis buku sekaligus pemenang penghargaan Pulitzer (penghargaan tertinggi di bidang jurnalisme di Amerika), menyarankan para orangtua di Eropa untuk mengadaptasi cara mengasuh anak secara tradisional. Pengasuhan tradisional bisa dilakukan dengan menggendong bayi setinggi dada, dan bayi dihadapkan keluar. Cara ini berguna untuk meningkatkan perkembangan positif diri anak.

Tidak seperti kereta bayi yang menghadapkan bayi keluar, menggendong mereka di dada dan menghadapkan keluar bisa membuat anak-anak jadi lebih dekat secara emosional dengan Anda. Anak bisa berinteraksi dengan Anda sekaligus mengamati dunia luar, yang bisa menstimulasi panca inderanya.
Ketika anak tahu mereka ada di dalam dekapan Anda, mereka juga merasa lebih aman secara emosional untuk melihat dunia luar. Selain itu, cara ini akan membantu perkembangan diri anak sehingga mereka jadi lebih percaya diri, mandiri, dan punya rasa ingin tahu yang tinggi.
Sebaliknya, jika Anda menggendong anak dengan gendongan bayi di depan, namun anak menghadap ke tubuh Anda, pandangan anak akan terbentur ke tubuh Anda saja. Belum lagi jika kemudian Anda membungkus kepalanya dengan rapat untuk melindungi dari sinar matahari, anak justru akan merasa pengap.

Dari semua pengamatan yang dilakukan di Papua Niugini terhadap masyarakat adatnya, penulis buku The World Until Yesterday ini mengungkapkan bahwa bayi punya kecenderungan naluri akan berbagai hal tradisional. Hal ini membuat bayi akan lebih merespons positif semua metode pengasuhan tradisional dibanding modern.
"Tidak semua yang berbau modern dan fashionable bisa berpengaruh positif. Dalam urusan pengasuhan anak, cara tradisional seperti menggendong adalah cara yang paling baik dibanding menggunakan stroller. Tak masalah caranya sedikit ketinggalan zaman, yang penting perkembangan anak bisa maksimal," ungkapnya.

Lagipula tak ada salahnya menerapkan beragam cara tradisional saat mengasuh anak. Selain menggendongnya, Anda juga bisa meningkatkan kedekatan dengan cara menghiburnya saat menangis, membiarkan si kecil tidur dekat Anda, atau membelainya. "Perbanyak kontak fisik dengan anak-anak, ini akan memberi manfaat positif dalam perkembangan diri mereka," tambahnya.
sumber : http://female.kompas.com/

ReadmoreManfaat menggendong anak

Apa penyebab anak agresif?

Sering Dipukul Bikin Anak Jadi Agresif

 

 Memang kesal jika mendapati anak menangis tanpa henti, namun pikir-pikir dulu jika Anda tak tahan untuk tidak memukulnya. Karena pemukulan itu tidak saja kontraproduktif (anak mungkin menangis makin kencang dan masalahnya tidak selesai), tapi juga menjadikannya anak yang agresif dan depresif kelak, demikian hasil penelitian Andrea Gromoske dan Kathryn Maguire-Jack yang diterbitkan di Journal of Family and Marriage tahun 2012.

Penelitian tersebut mengamati pengaruh buruk memukul anak usia di bawah 1 tahun, melalui sampel yang melibatkan 3.870 keluarga di seluruh negeri. Bayi yang sering dipukul cenderung akan menjadi anak yang agresif (suka memukul, berteriak, dan tantrum) pada usia 3 tahun, dan mengalami depresi dan kegelisahan pada usia 5 tahun.

"Tujuan dari studi kami adalah menyelidiki apakah memukul anak pada usia 1 tahun akan berkaitan dengan perilaku agresif, dan apakah perilaku agresif yang lebih besar akan berhubungan dengan perilaku depresif yang lebih besar pula," ungkap Gromoske. "Riset sebelumnya mengindikasikan bahwa memukul berkaitan dengan segala tipe perilaku anak, tetapi tidak seorang pun pernah menyelidiki bagaimana semua hal tersebut saling berkaitan."

Berbagai laporan pernah menunjukkan bahwa hampir 90 persen orangtua menganggap bahwa memukul ringan bokong anak masih diperbolehkan. Kemudian sebuah survei tahun 2010, menurut Child Trends Data Bank, mendapati bahwa 75 persen perempuan (dan 64 persen pria) sepakat bahwa anak kadang-kadang memang perlu dipukul sedikit keras.
Namun, praktik tersebut dianggap tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang dianut oleh American Academy of Pediatrics dan American Psychological Association. Dalam berbagai studi sebelumnya sudah ditemukan hubungan antara pemukulan dan perilaku berlebihan dari anak. Studi dari Tulane University yang dipublikasikan di jurnal Pediatrics pada 2010 juga menemukan bahwa anak-anak yang sering dipukul pada usia 3 tahun akan menjadi jauh lebih agresif pada usia 5 tahun.

Dalam penelitiannya sekarang, Gromoske dan Maguire-Jack menemukan hubungan yang lebih kompleks antara pemukulan dan gejala-gejala depresif, yaitu agresif pada usia 3 dan depresi pada usia 5. "Tampaknya memukul berhubungan langsung dengan perilaku agresif di masa depan, dan bahwa peningkatan dalam perilaku agresif berkaitan dengan peningkatan dalam perilaku depresif," jelas Gromoske.
Yang pasti, anak berusia di bawah 1 tahun masih terlalu muda untuk diberi hukuman dalam bentuk pemukulan, seringan apa pun. Karena, anak sekecil itu masih belum memahami mengapa mereka dipukul.
Namun, Robert Larzelere, profesor bidang metodologi dan statistik di Oklahoma State University di Stillwater, mendukung penggunaan pukulan sebagai upaya terakhir dalam mendisiplinkan anak. Dalam penelitiannya sendiri, Larzelere mengatakan bahwa memukul anak bisa dijadikan hukuman "cadangan", tetapi sebaiknya diterapkan ketika anak sudah berusia 2 sampai 6 tahun.
"Hal ini bisa diterapkan ketika orangtua mencoba memberi penjelasan (mengenai perilaku anak yang buruk) dan memberikan hukuman timeout," ujar Larzelere, yang meyakini bahwa pukulan yang tidak menyakitkan (tepukan) akan cukup aman dan efektif.sumber :http://female.kompas.com/

CiriCara.com – Anak indigo disebut-sebut memiliki indra keenam. Padahal, pada dasarnya manusia hanya memiliki 5 indra saja yaitu pendengaran, penciuman, penglihatan, perasa, dan peraba. Lalu apa indra keenam anak indigo itu? Indra keenam yang dimiliki anak indigo merupakan mata ketiga yang berpusat di tengah kepala, tapi tidak tampak secara fisik. Kemampuan anak indigo secara fisik sudah bisa dideteksi sejak si anak berusia 3 tahun. Dilansir Health.Detik.com, dr Erwin Kusuma SpKJ (K), psikiater dari RSPAD Gatot Subroto mengatakan bahwa anak indigo seringkali menguasai berbagai bidang dengan baik, sesuai dengan tipenya. Secara fisik, anak-anak indigo tak jauh berbeda dengan anak lainnya. Namun, hanya batinnya saja yang lebih dewasa. Anak indigo sering memperlihatkan sifat orang dewasa, sangat cerdas, dan memiliki indra keenam yang sangat tajam. Untuk itu, diperlukan pendekatan yang menyeluruh dengan memperhatikan semua faktor pada orang secara utuh dengan lingkungannya. Lalu, bagaimana cara mendidik anak indigo dengan baik? Dicuplik dari Posyandu.org, berikut tipsnya: 1. Memperlakukannya dengan penuh penghargaan Jika Anda tak menunjukkan penghargaan kepada si anak, maka mereka pun akan bersikap seperti itu juga. Walaupun Anda memiliki otoritas atau kekuasaan, namun alangkah baiknya untuk tetap bersikap lembut kepadanya. 2. Mendengarkan pendapatnya Si anak perlu mengetahui bahwa Anda peduli dan mengenali sistem nilai mereka. Untuk itu, Anda harus mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Beri mereka pilihan, seperti tipe produk yang akan dipelajari, apa perintah untuk pekerjaan yang harus dilakukan, dan pilihan kegiatan yang akan dilakukan. 3. Hindari memberi perintah Anak indigo tidak akan peduli terhadap hal-hal yang dimaksudkan untuk mengontrol mereka. Mereka akan peduli terhadap perlakuan yang bersifat adil dan baik. 4. Membantunya untuk melakukan hal berbeda Saat sedang merasa frustasi, biasanya mereka merasa sendirian di dunia ini. Untuk itu, Anda harus mendorongnya untuk melakukan hal yang positif agar bisa menghilangkan rasa frustasi yang dialaminya. Ajaklah dia untuk menulis surat, karya tulis, puisi, membuat poster, dan hal positif lainnya. 5. Membangun bakat dan kemampuannya Anda juga harus mendorongnya untuk kreatif dan berani mengekspresikan kepribadian mereka yang unik. Saat Anda membantu untuk membangun bakat dan kemampuannya, mereka juga akan merasa dihargai. 6. Bersikap toleran Bantu mereka membuat keseimbangan menggunakan aromaterapi. Selain itu, izinkan juga mereka meminum air putih saat di kelas, bersikap tenang, atau latihan visualisasi. Anda harus mendorong mereka untuk menjadi sumber kedamaian bagi orang lain. Ketahuilah bahwa indigo dilahirkan untuk menjadi sumber kedamaian. Jadi, Anda perlu mendorong mereka untuk berlatih. 7. Lebih sering menjelaskan sesuatu hal Mungkin mereka akan banyak bertanya. Untuk itu, Anda harus bisa menjelaskannya secara baik pada si anak. Jika Anda tak memiliki jawabannya, maka pahami rasa frustasinya dan tunjukkan sikap empati. 8. Mengajari disiplin Sebagai orangtua, Anda juga harus membuat anak indigo disiplin dan membuatnya belajar tentang perilaku yang bisa diterima atau ditolak. Selain itu, ajari juga untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak bisa diterima. Bersikaplah adil dan berikan batasan yang pantas untuk mereka. Namun, jangan pernah berkata bohong kepadanya karena mereka akan tahu. 9. Menyalurkan energinya Seorang anak indigo juga eksploratif dan banyak energi. Akan sangat menolong jika orangtua membantu untuk menyalurkan energi pada sesuatu hal yang menyenangkan, produktif, dan tidak berbahaya. Itulah cara mendidik anak indigo. Pengalaman membuktikan bahwa anak indigo bisa sukses jika si orangtua mendidiknya dengan cara yang benar. Beberapa anak indigo ada yang bisa lulus dari universitas, ada yang menjadi psikolog, psikiater, bahkan pemusik andal. Untuk itu, ajari dan didiklah anak indigo dengan benar.

Read more at: http://ciricara.com/2013/01/09/ciricara-cara-tepat-mendidik-anak-indigo/
Copyright © CiriCara.com

CiriCara: Cara Tepat Mendidik Anak Indigo January 9, 2013 in Gaya Hidup, Keluarga mendidik anak indigo CiriCara: Cara Tepat Mendidik Anak IndigoCiriCara.com – Anak indigo disebut-sebut memiliki indra keenam. Padahal, pada dasarnya manusia hanya memiliki 5 indra saja yaitu pendengaran, penciuman, penglihatan, perasa, dan peraba. Lalu apa indra keenam anak indigo itu? Indra keenam yang dimiliki anak indigo merupakan mata ketiga yang berpusat di tengah kepala, tapi tidak tampak secara fisik. Kemampuan anak indigo secara fisik sudah bisa dideteksi sejak si anak berusia 3 tahun. Dilansir Health.Detik.com, dr Erwin Kusuma SpKJ (K), psikiater dari RSPAD Gatot Subroto mengatakan bahwa anak indigo seringkali menguasai berbagai bidang dengan baik, sesuai dengan tipenya. Secara fisik, anak-anak indigo tak jauh berbeda dengan anak lainnya. Namun, hanya batinnya saja yang lebih dewasa. Anak indigo sering memperlihatkan sifat orang dewasa, sangat cerdas, dan memiliki indra keenam yang sangat tajam. Untuk itu, diperlukan pendekatan yang menyeluruh dengan memperhatikan semua faktor pada orang secara utuh dengan lingkungannya. Lalu, bagaimana cara mendidik anak indigo dengan baik? Dicuplik dari Posyandu.org, berikut tipsnya: 1. Memperlakukannya dengan penuh penghargaan Jika Anda tak menunjukkan penghargaan kepada si anak, maka mereka pun akan bersikap seperti itu juga. Walaupun Anda memiliki otoritas atau kekuasaan, namun alangkah baiknya untuk tetap bersikap lembut kepadanya. 2. Mendengarkan pendapatnya Si anak perlu mengetahui bahwa Anda peduli dan mengenali sistem nilai mereka. Untuk itu, Anda harus mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Beri mereka pilihan, seperti tipe produk yang akan dipelajari, apa perintah untuk pekerjaan yang harus dilakukan, dan pilihan kegiatan yang akan dilakukan. 3. Hindari memberi perintah Anak indigo tidak akan peduli terhadap hal-hal yang dimaksudkan untuk mengontrol mereka. Mereka akan peduli terhadap perlakuan yang bersifat adil dan baik. 4. Membantunya untuk melakukan hal berbeda Saat sedang merasa frustasi, biasanya mereka merasa sendirian di dunia ini. Untuk itu, Anda harus mendorongnya untuk melakukan hal yang positif agar bisa menghilangkan rasa frustasi yang dialaminya. Ajaklah dia untuk menulis surat, karya tulis, puisi, membuat poster, dan hal positif lainnya. 5. Membangun bakat dan kemampuannya Anda juga harus mendorongnya untuk kreatif dan berani mengekspresikan kepribadian mereka yang unik. Saat Anda membantu untuk membangun bakat dan kemampuannya, mereka juga akan merasa dihargai. 6. Bersikap toleran Bantu mereka membuat keseimbangan menggunakan aromaterapi. Selain itu, izinkan juga mereka meminum air putih saat di kelas, bersikap tenang, atau latihan visualisasi. Anda harus mendorong mereka untuk menjadi sumber kedamaian bagi orang lain. Ketahuilah bahwa indigo dilahirkan untuk menjadi sumber kedamaian. Jadi, Anda perlu mendorong mereka untuk berlatih. 7. Lebih sering menjelaskan sesuatu hal Mungkin mereka akan banyak bertanya. Untuk itu, Anda harus bisa menjelaskannya secara baik pada si anak. Jika Anda tak memiliki jawabannya, maka pahami rasa frustasinya dan tunjukkan sikap empati. 8. Mengajari disiplin Sebagai orangtua, Anda juga harus membuat anak indigo disiplin dan membuatnya belajar tentang perilaku yang bisa diterima atau ditolak. Selain itu, ajari juga untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak bisa diterima. Bersikaplah adil dan berikan batasan yang pantas untuk mereka. Namun, jangan pernah berkata bohong kepadanya karena mereka akan tahu. 9. Menyalurkan energinya Seorang anak indigo juga eksploratif dan banyak energi. Akan sangat menolong jika orangtua membantu untuk menyalurkan energi pada sesuatu hal yang menyenangkan, produktif, dan tidak berbahaya. Itulah cara mendidik anak indigo. Pengalaman membuktikan bahwa anak indigo bisa sukses jika si orangtua mendidiknya dengan cara yang benar. Beberapa anak indigo ada yang bisa lulus dari universitas, ada yang menjadi psikolog, psikiater, bahkan pemusik andal. Untuk itu, ajari dan didiklah anak indigo dengan benar.

Read more at: http://ciricara.com/2013/01/09/ciricara-cara-tepat-mendidik-anak-indigo/
Copyright © CiriCara.com
CiriCara: Cara Tepat Mendidik Anak Indigo January 9, 2013 in Gaya Hidup, Keluarga mendidik anak indigo CiriCara: Cara Tepat Mendidik Anak IndigoCiriCara.com – Anak indigo disebut-sebut memiliki indra keenam. Padahal, pada dasarnya manusia hanya memiliki 5 indra saja yaitu pendengaran, penciuman, penglihatan, perasa, dan peraba. Lalu apa indra keenam anak indigo itu? Indra keenam yang dimiliki anak indigo merupakan mata ketiga yang berpusat di tengah kepala, tapi tidak tampak secara fisik. Kemampuan anak indigo secara fisik sudah bisa dideteksi sejak si anak berusia 3 tahun. Dilansir Health.Detik.com, dr Erwin Kusuma SpKJ (K), psikiater dari RSPAD Gatot Subroto mengatakan bahwa anak indigo seringkali menguasai berbagai bidang dengan baik, sesuai dengan tipenya. Secara fisik, anak-anak indigo tak jauh berbeda dengan anak lainnya. Namun, hanya batinnya saja yang lebih dewasa. Anak indigo sering memperlihatkan sifat orang dewasa, sangat cerdas, dan memiliki indra keenam yang sangat tajam. Untuk itu, diperlukan pendekatan yang menyeluruh dengan memperhatikan semua faktor pada orang secara utuh dengan lingkungannya. Lalu, bagaimana cara mendidik anak indigo dengan baik? Dicuplik dari Posyandu.org, berikut tipsnya: 1. Memperlakukannya dengan penuh penghargaan Jika Anda tak menunjukkan penghargaan kepada si anak, maka mereka pun akan bersikap seperti itu juga. Walaupun Anda memiliki otoritas atau kekuasaan, namun alangkah baiknya untuk tetap bersikap lembut kepadanya. 2. Mendengarkan pendapatnya Si anak perlu mengetahui bahwa Anda peduli dan mengenali sistem nilai mereka. Untuk itu, Anda harus mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Beri mereka pilihan, seperti tipe produk yang akan dipelajari, apa perintah untuk pekerjaan yang harus dilakukan, dan pilihan kegiatan yang akan dilakukan. 3. Hindari memberi perintah Anak indigo tidak akan peduli terhadap hal-hal yang dimaksudkan untuk mengontrol mereka. Mereka akan peduli terhadap perlakuan yang bersifat adil dan baik. 4. Membantunya untuk melakukan hal berbeda Saat sedang merasa frustasi, biasanya mereka merasa sendirian di dunia ini. Untuk itu, Anda harus mendorongnya untuk melakukan hal yang positif agar bisa menghilangkan rasa frustasi yang dialaminya. Ajaklah dia untuk menulis surat, karya tulis, puisi, membuat poster, dan hal positif lainnya. 5. Membangun bakat dan kemampuannya Anda juga harus mendorongnya untuk kreatif dan berani mengekspresikan kepribadian mereka yang unik. Saat Anda membantu untuk membangun bakat dan kemampuannya, mereka juga akan merasa dihargai. 6. Bersikap toleran Bantu mereka membuat keseimbangan menggunakan aromaterapi. Selain itu, izinkan juga mereka meminum air putih saat di kelas, bersikap tenang, atau latihan visualisasi. Anda harus mendorong mereka untuk menjadi sumber kedamaian bagi orang lain. Ketahuilah bahwa indigo dilahirkan untuk menjadi sumber kedamaian. Jadi, Anda perlu mendorong mereka untuk berlatih. 7. Lebih sering menjelaskan sesuatu hal Mungkin mereka akan banyak bertanya. Untuk itu, Anda harus bisa menjelaskannya secara baik pada si anak. Jika Anda tak memiliki jawabannya, maka pahami rasa frustasinya dan tunjukkan sikap empati. 8. Mengajari disiplin Sebagai orangtua, Anda juga harus membuat anak indigo disiplin dan membuatnya belajar tentang perilaku yang bisa diterima atau ditolak. Selain itu, ajari juga untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak bisa diterima. Bersikaplah adil dan berikan batasan yang pantas untuk mereka. Namun, jangan pernah berkata bohong kepadanya karena mereka akan tahu. 9. Menyalurkan energinya Seorang anak indigo juga eksploratif dan banyak energi. Akan sangat menolong jika orangtua membantu untuk menyalurkan energi pada sesuatu hal yang menyenangkan, produktif, dan tidak berbahaya. Itulah cara mendidik anak indigo. Pengalaman membuktikan bahwa anak indigo bisa sukses jika si orangtua mendidiknya dengan cara yang benar. Beberapa anak indigo ada yang bisa lulus dari universitas, ada yang menjadi psikolog, psikiater, bahkan pemusik andal. Untuk itu, ajari dan didiklah anak indigo dengan benar.

Read more at: http://ciricara.com/2013/01/09/ciricara-cara-tepat-mendidik-anak-indigo/
Copyright © CiriCara.com
ReadmoreApa penyebab anak agresif?

Hukuman fisik pada anak? gak jamannya lagi dech

Perlukah Anak Mendapatkan Hukuman Fisik?

 Perlukah Anak Mendapatkan Hukuman Fisik?

Blog Berbagi - Melihat anak berbuat salah, orang tua ataupun guru sering tak kuasa untuk tidak memberikan hukuman badan pada si anak. Padahal, hukuman fisik itu belum tentu perlu. Sebab, hukuman macam ini justru sering berdampak buruk. Ada cara lain yang lebih baik dan patut dianut.

Kita masih ingat, pada tahun 1960-an atau 1970-an, masih banyak orang tua yang menghukum anak dengan sabetan gagang kemucing atau sapu, hanya gara-gara anak memecahkan piring murahan, tidak mau disuruh ke warung atau mengerjakan PR. Atau kalau di sekolah, ada guru yang menghukum anak push up sampai pucat pasi lantaran terlambat datang. Pikir mereka, si anak bakal jera melakukan kesalahan yang sama.

Kini, hukuman badan justru sering digugat efektivitasnya oleh kalangan orang tua, para pendidik, maupun psikolog. Hukuman badan ada kalanya memang berdampak positif. Namun, terbuka pula peluang untuk melahirkan dampak negatif.

Secara filosofis, orang tua merasa bertanggung jawab untuk mendisiplinkan dan menghukum anak demi kebaikan si anak sekarang dan kelak. Bahkan, secara tradisional pun, hukuman badan telah diterima sebagai salah satu metode sangat efektif untuk mengendalikan dan mendisiplinkan anak. Hal ini didukung oleh masyarakat yang percaya bahwa hukuman badan penting untuk mencegah degradasi moral, baik dalam kalangan rumah tangga maupun masyarakat.

Di sekolah, hukuman badan masih sering digunakan. Banyak guru atau para pendidik berpendapat, ketakutan murid pada hukuman fisik akan menambah kekuatan atau kewibawaan guru. Dengan demikian sang murid akan lebih mudah dikendalikan. Namun, ini bukanlah satu-satunya cara untuk mengendalikan murid atau anak. Ada banyak metode yang bisa dipilih untuk menumbuhkan kepatuhan atau kedisiplinan. Namun, jika semua metode tersebut sudah tidak mempan, hukuman badan bisa dijadikan jalan terakhir untuk menumbuhkan kepatuhan.
Perlukah Anak Mendapatkan Hukuman Fisik?

Bisa berakibat buruk

* Terhadap hukuman yang diterima, si anak bakal memberikan reaksi aktif atau pasif.

Reaksi aktif dapat dilihat saat hukuman berlangsung. Umpamanya, berteriak, mengentak-entakkan kaki, dll. Sedangkan reaksi pasif pada umumnya tidak ditunjukkan di depan orang tuanya. Contohnya, menyalurkan kemarahan kepada adiknya atau pembantu rumah tangganya.

Sebenarnya secara psikologis, manusia mempunyai kapasitas dan kemampuan untuk berbuat baik atau buruk. Hukuman badan mungkin akan mendukung perbaikan perilaku buruk mereka. Jika digunakan secara tepat, hukuman badan akan menjadi cara paling tepat untuk menurunkan atau mengurangi kelakuan yang tidak bisa diterima.

Contohnya, acap kali orang tua memberikan hukuman badan bila anak tidak mau melakukan aktivitas tertentu macam membuat PR atau melakukan latihan-latihan lain. Dalam kasus ini, hukuman badan dapat merusak keinginan atau motivasi anak untuk mengerjakan aktivitas tersebut. Sehingga aktivitas berikutnya dilakukan karena paksaan atau rasa takut, bukan karena keinginannya sendiri, dan dilaksanakan semata-mata hanya untuk menghindari hukuman. Pekerjaan yang demikian akan dirasakan anak tidak nikmat.

Hukuman fisik, menurut Neil A.S. Summerheil asal AS dalam bukunya A Radical Approach to Children Rearing, merupakan suatu usaha untuk memaksakan kehendak. Walaupun tujuan utamanya untuk menegakkan disiplin anak, tindakan ini dapat berakibat sebaliknya. Anak menjadi frustrasi. Selanjutnya, anak hanya merespons pada tujuan hukuman itu sendiri. Banyak anak merasa bahwa menerima hukuman badan tidak terhindarkan, sehingga mereka menjadi resisten (kebal) terhadap hukuman tersebut. Hukuman badan tidak membuat mereka melaksanakan suatu aktivitas dengan baik. Sebaliknya, anak akan cenderung membiarkan dirinya dihukum daripada melakukannya.

James Dobson asal Illinois, AS, dalam bukunya Dare to Dicipline menekankan, hukuman badan tidak akan mencegah atau menghentikan anak melakukan tindakan yang salah. Ganjaran fisik ini justru bisa berakibat buruk. Bahkan, dapat mendorong anak untuk meneruskan dan meningkatkan tingkah lakunya yang salah. Riset ahli lain, Leonard D. Eron, menunjukkan hukuman fisik dikhawatirkan malah mendorong anak untuk bertingkah laku agresif.

Celakanya, orang tua sering kali malah bereaksi terhadap agresivitas ini dengan menggunakan cara yang salah, misalnya dengan meningkatkan intensitas serta frekuensi hukuman badan. Tidak heran kalau anak kemudian malah meniru tingkah laku agresif orang tua atau orang dewasa yang menghukumnya. Di sini secara tidak sadar orang tua telah mengajarkan anak untuk berperilaku agresif.

Gunakan hukuman variatif

* Hukuman badan secara fisiologis dan psikologis memiliki dampak jangka pendek dan panjang.

Efek fisik jangka pendek misalnya luka memar, bengkak, dll. Sedangkan dampak fisik jangka panjang misalnya cacat seumur hidup. Efek psikologis jangka pendek, misalnya merasa marah, sakit hati, jengkel untuk sementara waktu. Dampak ini tentu lebih ringan dibandingkan dengan efek psikologis jangka panjang, seperti merasa dendam yang mungkin sampai bertahun-tahun.

Bahkan, Philip Greven dalam bukunya Spare the Child: The Religious Roots of Punishment and the Psychological Impact of Physical Abuse menyatakan, efek psikis jangka panjang itu termasuk disasosiasi bermacam bentuk seperti represi atau amnesia, pikiran terbelah serta kekurangpekaan perasaan.

Hukuman yang muncul karena orang tua khawatir kehilangan kewibawaan, bukan upaya untuk menunjukkan kasih sayang atau melatih anak agar disiplin pada aturan, akan menimbulkan reaksi negatif. Menurut Neil, anak akan merasa hukuman sebagai lambang kebencian orang tua kepada mereka. "Tidak heran kalau kemudian anak bereaksi negatif," tegasnya.

Arnold Buss seorang psikolog dalam bukunya Man in Perspective mengingatkan, bila hukuman diberikan terlalu sering dan anak merasakan hal ini tidak dapat dihindarkan, anak akan membentuk rasa ketidakberdayaan (sense of helplesness). Anak tidak belajar apa pun dari hukuman tersebut, tetapi cenderung menerimanya tanpa merasa bersalah. Konsekuensinya, menurut ahli dari Kanada ini, hukuman tidak mempunyai arti apa-apa bagi mereka. Rasa tidak berdaya ini dapat dikurangi dengan menggunakan hukuman yang variatif, tidak monoton.

Kondisi bertambah parah apabila anak mempunyai pandangan negatif terhadap dirinya sendiri sehingga anak tidak dapat memisahkan antara perilaku dengan kepribadian mereka yang sebenarnya. Mereka lalu menganggap dirinya memang bukan anak yang baik, tidak lagi memandang bahwa kelakuan mereka yang salah. Akibatnya, anak akan merasa rendah diri. Bila rasa tidak berdaya terhadap rasa rendah diri ini terbentuk, maka anak akan terus memandang diri mereka sebagai anak yang tidak baik. Akibatnya, mereka akan terus berperilaku buruk. Mereka pikir memang begitulah orang lain memandang dirinya. Dalam kasus ini kemungkinan untuk memperbaiki keadaan itu sangat sulit.

Tanpa hukuman badan

* Menurut Debby Campbell, seorang pendidik asal Ottawa, Kanada, dalam bukunya About Dicipline and Punishment, efektivitas hukuman badan lebih tergantung pada metodenya ketimbang frekuensinya.

Setiap kali menerima hukuman, memang anak akan jera untuk melakukan kesalahan yang sama. Namun setelah menerima hukuman, pada umumnya anak akan berusaha menarik perhatian orang tuanya untuk memperlihatkan penyesalan mereka atas perbuatan buruknya. Setelah situasi emosional berakhir, sering kali anak ingin berada dalam pelukan orang tuanya.

"Saat ini orang tua harus menyambut dengan pelukan hangat, penuh kasih sayang. Di sini pembicaraan dari hati ke hati antara anak dan orang tua perlu dilakukan," tambah Dobson. Di sinilah hukuman berdampak positif karena dapat meningkatkan perasaan cinta kasih antara anak dan orang tua.

Sebenarnya ada berbagai cara untuk mendidik anak agar mereka menaati suatu aturan atau melaksanakan suatu aktivitas. Tidak perlu harus dengan hukuman badan. Sekali lagi, hukuman badan harus dipandang sebagai jalan terakhir.

Jalan terbaik antara lain dengan memberikan teladan yang baik. Dengan demikian si anak akan mempelajari tentang apa yang boleh dan tidak boleh mereka perbuat. Metode non-hukuman badan bentuk lain adalah metode time out dengan mengisolasi si anak dalam ruangan kurang nyaman baginya selama beberapa menit. Atau, anak diminta mengerjakan sesuatu yang kurang menyenangkan baginya, misalnya membersihkan kamar mandi, menyapu, dilarang menonton TV seharian, dll. Namun hendaknya anak diberi peringatan sebelum hukuman dilaksanakan.

Jika hukuman badan tidak dapat dihindarkan, A.M. Cooke dalam bukunya Family Medical Guide memberikan beberapa saran hukuman badan seperti apa yang patut dilakukan:

* Memukul anak dengan menggunakan telapak tangan terbuka pada pantat, kaki, atau tangan.

* Hukuman diberikan cukup satu kali sehari.

* Jangan memberikan hukuman badan pada anak yang berusia kurang dari 1 tahun.

* Sedapat mungkin hindari hukuman pada saat orang tua sedang pada puncak emosi.

* Hukuman diberikan singkat dan sungguh-sungguh, segera setelah kesalahan dilakukan. *

ReadmoreHukuman fisik pada anak? gak jamannya lagi dech

Info Beasiswa dari negara Brunei untuk mahasiswa Indonesia

Info Beasiswa

Di Brunei Darussalam terdapat 3 (tiga) kampus terkenal, yaitu yakni Universiti Brunei Darussalam (UBD), Universiti Islam Sultan Sharif Ali (Unissa), dan Institut Teknologi Brunei (ITB). Salah satu kampus tersebut boleh dipilih oleh mahasiswa yang berminat mendapatkan bea siswa dari pemerintah Brunei Darussalam.
Persyaratan Mendapatkan Bea Siswa Bagi Mahasiswa Indonesia di Brunei Darussalam
Syaratnya, berusia 18 - 25 tahun untuk jenjang sarjana dan maksimal 35 tahun untuk jenjang pascasarjana.

Pemerintah Brunei Darussalam membuka program beasiswa bagi warga Indonesia yang berniat untuk melanjutkan jenjang pendidikan mereka periode tahun ajaran 2013/2014.

Persyaratan untuk mendapatkan beasiswa:

Syaratnya, berusia 18 - 25 tahun untuk jenjang sarjana dan maksimal 35 tahun untuk jenjang pascasarjana. Untuk jenjang S1, beasiswa akan diberikan selama 4 (empat) tahun. Sedangkan S2 akan diberikan satu hingga dua tahun. Bagi yang diterima sebagai kandidat S3, beasiswa akan diberikan hingga tiga tahun.

Beasiswa mencakup seluruh biaya studi dan biaya administrasi lain yang ditentukan pihak kampus. Penerima beasiswa juga akan mendapatkan fasilitas transportasi pesawat udara kelas ekonomi dari negara asal ke Brunei Darussalam sesuai persetujuan Brunei Mission Abroad. Jika masa studi usai, penerima beasiswa bisa mendaftar untuk mendapatkan tiket kepulangan ke negara asal.

Ada juga tambahan biaya hidup bulanan, biaya buku, uang makan, dan biaya bagasi pesawat. Selain itu, penerima beasiswa juga akan mendapatkan fasilitas akomodasi pada kawasan hunian di sekitar kampus.

Bagi pembaca yang berminat bisa menghubungi:
Technical Assistance Division
Ministry of Foreign Affairs and Trade
Bandar Seri Begawan BD2710
Brunei Darussalam
Tel: 00-673-2261177 ext. 287/386/380/383
Fax: 00-673-2230903
Website: www.mofat.gov.bn/scholarship
Email: tad.scholarship@mfa.gov.bn

Deadline pendaftaran 14 Februari 2013.

Info lengkap klik http://www.mofat.gov.bn/index.php/announcement.http://www.beritasatu.com/pendidikan/92889-beasiswa-di-brunei-darussalam-bagi-pelajar-indonesia.html
ReadmoreInfo Beasiswa dari negara Brunei untuk mahasiswa Indonesia